Jumat, 14 Desember 2012

Indonesia Lahan Subur Ekonomi Islam: IDB

Oleh: REL - 14/12/2012 - 14:52 WIB
BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Tahun 2008 merupakan awal dari keruntuhan sistem ekonomi kapitalis sekaligus peradabannya. Bahkan, kemunduran peradaban juga terjadi di sektor politik. Sistem ekonomi Islam akan menggantikan sistem barat.
Hal tersebut diutarakan Field Representative Islamic Development Bank (IDB) Indonesia, Dr Makhlani dalam kuliah tamu “Sistem Ekonomi dan Pembangunan Islam” di Gedung AAC Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Jumat (14/12).
“Saya telah menghadiri berbagai kegiatan maupun sidang yang membahas tentang ekonomi dan keuangan. Dan sistem ekonomi Islam menjadi pusat perhatian dunia dengan keberhasilannya,” sebutnya.
Makhlani mengatakan, sistem ekonomi kapitalis sudah berantakan. Sistem sosialis pun telah gagal. Kini sistem ekonomi Islam menjadi pemenang di tengah kemelut ekonomi global. Maka jangan samakan ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya.
“Sistem ekonomi Islam mampu bertahan di tengah badai krisis global. Dan Indonesia berpotensi pesar untuk menjadi menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan ekonomi Islam,” kata dia.
Makhlani juga menyatakan peradaban barat yang digawangi oleh Amerika diperkirakan akan runtuh dan digantikan oleh ekonomi Islam yang kini berkembang di Indonesia.
“Hal ini dibuktikan dengan berbagai krisis ekonomi yang telah terjadi di Barat, seperti krisis Amerika, krisis Yunani dan Eropa yang menyebabkan tingkat pengangguran di Eropa menjadi 25 persen,” paparnya.
Selain itu, bertambahnya jumlah orang Eropa yang memeluk Islam atau sekitar 10 persen semakin memperkuat hal tersebut. Gaya hidup hedonis yang banyak dianut oleh orang Barat juga mulai ditinggalkan. Banyak orang Barat yang mulai melirik budaya Islam yang sangat mengutamakan kebersamaan dalam keluarga dan kesejahteraan bersama.
“Ekonomi dunia harus menuju suatu tatanan sistem ekonomi yang anti maishir (judi), anti gharar (spekulatif), antiriba (bunga, rente), antibatil (Hawa Nafsu) serta berlandaskan keadilan, kejujuran, dan keterbukaan. Semua itu sudah tercantum dalam hukum-hukum Islam,” tandas Makhalani.
Aktor potensial yang mampu menggerakkan ekonomi Islam dalam memimpin perekonomian dunia adalah lembaga pendidikan perguruan tinggi, karena posisinya sebagai lembaga strategis dalm bidang keilmuan.
Terkait dengan aktor potensial yang dapat menggerakan Ekonomi Islam dalam memimpin perekonomian dunia nantinya, beliau menyinggung adanya peran besar yang harus dilakukan oleh lembaga penddikan perguruan tinggi dalam menyikapi perkembangan tersebut sebagai salah satu lembaga strategis dalam bidang keilmuan.
Sementara itu, Pembantu Rektor IV Unsyiah, Prof Darusman dalam kata sambutannya menyampaikan tujuan diadakannya kuliah tamu ini adalah untuk saling bertukar pikiran secara langsung dengan praktisi ekonomi Islam terkait dengan kondisi perkembangan ekonomi Islam dan dinamika sosial yang terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis saat ini.
“Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman kita mengenai ekonomi Islam, karena hingga kini yang kita pelajari lebih condong pada ilmu ekonomi kapitalisme. Adapun output yang diharapkan dari perkuliahan ini yaitu wawasan dan ilmu baru mengenai ekonomi Islam yang mungkin akan menjadi kiblat dari perekonomian dunia,” ujar Darusman. []
-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar