Tanah Subur dan Hama Tanaman Permisi Pergi
Tanah adalah tempat tumbuh berkembangnya berbagai
jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk manusia, alam dan juga
binatang dari berbagai jenis dan ragam. Tanah dengan kemampuan menampung
seluruh aktivitas manusia baik yang baik secara agama maupun moral atau
yang jahat sekaligus kejam oleh keserakahan manusia yang terkadang
melampaui usia hidup.
Tanah adalah kekuatan untuk melahirkan berbagai
jenis tumbuhan kuat dan sehat. Bila tanah telah sakit dan disakiti maka
tanah akan melahirkan banyak keluhan, kemarahan dan juga kemurkaan. Ia
tunduk atas ketetapan yang maha kuasa. Ketika manusia mampu menjadikan
tanah sebagai sahabat baik maka ia akan memberikan banyak kebaikan
kepada manusia.
Kerusakan tanah oleh kealfaan dan juga keteledoran
maupun ketidaktahuan kita atau siapapun yang masih mencintai bagian asal
manusia selayaknya berbuat sesuatu untuk menjaga dan memperbaiki dasar
kehidupan. Begitu juga dengan bertani dan mengelola kebun.
Ketia tanah tidak sehat, maka tanaman akan ikutan
sakit dan menderita. Banyak kisah kepiluan, kekecewaan dan juga
kenestapaan akibat kerusakan tanah. Banjir yang datang bagaikan strum
listrik yang dibayar. Kemarau yang menjumpai bagaikan cahaya yang tidak
terbendung. Ia datang dengan kekuatan penuh untuk mengajarkan siapapun
dan bagaimanapun tanggungjawab sosial kemasyarakatan untuk menjaga tanah
selalu subur.
Bercengkrama hampir setiap hari dengan tanah,
tanaman palawija dan juga tumbuhan di hutan perbukitan. Memberikan
sebuah hal yang sering terlupakan, walau setiap hari berjumpa kaki
kemana kaki melangkah, berjumpa duduk walau diatas gedung, maklum gedung
berdiri diatas tanah. Apakah hal yang sederhana yang dilakukan?
Perbincangan ini adalah sebuah kelanjutan untuk
memenuhi rasa ingin tahu dan penasaran dari sebuah ungkapan seorang
petani tahun 2003 dahulu di Nagari Canduang Koto Laweh. Bahwa untuk
menyuburkan tanah banyak cara. Salah satunya adalah memanfaatkan jenis
tumbuhan yang terkadang terlanjur dianggap gulma.
Nama kampung saya adalah Bunga Pahit. Tumbuhan yang
memiliki warna bunga kuning mengkilat seperti bunga matahari penghasil
kuaci. Namun dengan lingkaran dalam lebih kecil. Memiliki warna daun
hijau pekat dan memiliki aroma yang tidak sedap di hidung pa bila
diremas. Hanya kupu-kupu tertentu yang hinggap untuk mengambil sari
bunga ketika mekar. Tumbuhan ini banyak terdapat di daerah bersuhu
dingin. Untuk daerah Canduang bernama Bungo Rayo Kuniang. Sedangkan di
Daerah Kamang Bungi Pahit.
Bagaimana cara memanfaatkannya untuk penyuburan
tanah? Hal yang sederhana adalah mengambil keseluruhan daun, batang dan
bunga kemudian diletakkan diatas permukaan tanah beserta dengan gulma
lainnya. Sedangkan untuk persawahan direndam berserta air untuk 14 hari.
Maka zat yang berada dalam tanaman bunga pahit akan bekerja menjadikan
tanah lebih subur.
Perbincangan dengan Pak kayo seorang petani di
Nagari Canduang mengatakan ia pernah mencoba menggunakan jenis tanaman
ini untuk cabe. Perubahan terhadap cabe adalah daun cabe lebih besar dan
hijau. Hal ini menandakan bahwa ia memiliki manfaat besar untuk
perbaikan struktur tanah.
Maka pertanyaan satu lagi menyusul dari penulis?
Kok ngak ada yang menjadikannya sebagai penyubur tanah? Jawaban
sederhana meluncur, banyak tambahan pekerjaan untu itu. Pertama mesti
mencari kebeberapa tempat kebun. Memikul dan menebarkannya ke sawah atau
ladang. Kedua, menunggu waktu bunga bekerja. Ketika aromanya yang
kurang sedap di hidung. Maka pada akhirnya hanya kambing yang mau
menikmati lezatnya daun bunga kuning. Harap maklum aromanya sebagai
bahan parfum bagi kambing. he he he
Dari beberapa pembuktian dan cerita, saya mencoba
untuk melakukan percobaan memanfaatkan tumbuhan ini sebagai bahan
penyubur dalam bentuk cair. Pola kerjanya adalah menjadian daun halus
dengan memotong. Kemudian diremas sampai mengeluarkan zat hijau dalam
daun. Kemudian membiarkannya selama 50 jam. Dalam proses pengeraman ini
ada penambahan yakni NT 45 seri Pupuk yang dikeluarkan oleh PT. Nan
Tembo Consulting berupa Bioteknologi untuk pertanian. Saat tulisan ini
dibuat hari ini tanggal 7 September 2012 masih dalam proses pengeraman.
Bagaimana hasilnya untuk tanaman? maka jawaban
adalah Sawah-sawah percontohan 1.7 m x 1,5 m persegi di rumah yang insya
Allah ditanam beberapa hari lagi. Sebelum pengolahan sawah di Jorong
Balai Tinggi, Nagari Gurun Kecamatan Harau Kab. 50 diterapkan secara
massal untuk 4 petak sawah total organik.
Bagaimana jawaban pasti secara akademik, semoga
nanti bertemu dengan ahli tumbuhan, pertanian dan biologi untuk meneliti
kandungan dari Bunga Pahit ini. Karena pesona bunganya berwarna kuning
terus memanggil untuk dimanfaatkan penyubur tanah. Maklum untuk
mendapatkan bunga ini cukup kemauan kuat untuk memanen hampir di
sepanjang jalan dan tepi kebun masyarakat di beberapa tempat di Canduang
Koto Laweh dan beberap Nagari lainnya di Kec. Canduang.
Insya Allah kedepan akan dijadikan standar praktis
penggunaan dan cara penggunaan. Karena membutuhkan waktu dan tenaga yang
focus dalam bidang ini. Untuk sementara waktu masih digunakan sendiri.
Kemudian bagaimana dengan Hama tanaman total organik?
Hama adalah makhluk hidup yang memiliki kebutuhan
dan juga ekosistem tertentu. Keberadaan disuatu sisi adalah bukti hidup
saling melengkapi dan berbagi. Namun keberadaan yang berlebihan dan
tidak sesuai dengan standar alam maka ia menjadi perusak dan
menghancurkan usaha para petani. Beberapa hama terkadang menjadi koloni
yang besar dan mesti diseimbangkan.
Belajar dari sebuah kawasan yang masih memiliki
banyak jenis tumbuhan dan juga rumput-rumputan, maka keberadaan binatang
menjadi stabil dan tidak merusak kedalam usaha pertanian. Kehilangan
keseimbangan ekosistem mengakibatkan berbagai jenis binatang menjadi
musuh bagi petani, pekebun baik sekala kecil tradisional maupun industri
yang berbasi kekuatan modal besar.
Bagaimanakah seharusnya bersahat dengan hama dan
mengendalikannya untuk tidak merusak usaha pertanian dan perkebunan? Hal
ini manusia memiliki kemampuan untuk mempelajari perilaku dan juga
bagaimana menjadikannya sahabat bagi petani dan pekebun palawija.
Di Nagari Canduang koto laweh kami bertemu dengan
petani bernama Malin Tanameh. Beliau adalah petani semenjak remaja. Dari
bincang-bincang dengan beliau tentang pengolahan organik dan juga
kendala yang dihadapi oleh petani dan cara pengendalian hama maka ada
beberapa bentu pengendalian hama keong mas. Bahan ini berupa, rabuang
yang merupakan istilah dari canduang dan sumatera barat umumnya.
Sedangkan dalam padanan bahasa indonesia adalah rebung atau anak bambu
yang baru tumbuh.
Bagaimana menjadikan rabuang sebagai anti hama
keong mas? Jawaban uji lapangan masih menunggu rebung tumbuh di kebun
tetangga atau kepasar suatu saat nanti dibeli dari pedagang.
Maaf tulisan ini belum selesai, sampai jumpa semoga
bertemu lagi lewat sharing connecting di kompasiana. Karena dalam
beberapa hari kedepan akan berjibaku dengan persiapan penanaman cabe
keriting total organik 3.000 batang di Tempat Mirda Syiwal Nagari kamang
Magek, Agam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar